Sejarah Universitas Abulyatama dimulai sejak tahun 1990-an, ketika didirikan oleh sekelompok para akademisi dan profesional yang peduli akan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan visi dan misi yang jelas, universitas ini terus berkembang dan menjadi salah satu lembaga pendidikan yang diakui oleh masyarakat luas.
Menurut Prof. Dr. Ali Sastroamidjojo, seorang pakar pendidikan di Indonesia, pendirian Universitas Abulyatama merupakan langkah yang sangat penting dalam meningkatkan standar pendidikan di tanah air. “Dengan adanya perguruan tinggi baru yang berkomitmen tinggi terhadap kualitas pendidikan, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan bangsa ini,” ujarnya.
Sejak awal berdirinya, Universitas Abulyatama telah fokus pada pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Hal ini menjadi salah satu faktor utama yang membuat reputasi universitas ini semakin meningkat. “Kami selalu berusaha untuk tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja,” kata Prof. Dr. Bambang Sudibyo, rektor Universitas Abulyatama.
Dukungan dari para dosen yang berkualitas dan berpengalaman juga menjadi salah satu keunggulan Universitas Abulyatama. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga aktif dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “Kami percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan kepemimpinan bagi generasi masa depan,” tambah Prof. Dr. Ani Wijayanti, dekan Fakultas Psikologi Universitas Abulyatama.
Hingga saat ini, Universitas Abulyatama terus berkomitmen untuk menjadi pusat pendidikan yang unggul dan inovatif. Dengan terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tuntutan zaman, universitas ini siap untuk terus memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan bangsa dan negara. “Kami bangga menjadi bagian dari Sejarah Universitas Abulyatama yang telah memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia,” tutup Prof. Dr. Bambang.